Friday, September 21, 2018

The Sky Scapper Vol 2



JUJUR ITU INDAH


Mereka menangis
Seketika impi yang terbangun hancur
Sekarat di antara kegamangan jiwa
Mencaci semua ucap yang pernah terlontar
Meratapi diri akan ketidak berdayaan

Aku terjungkal
Jiwa porak poranda dan tercabik-cabik
Aku seketika itu terpelanting
Melihat mereka
Menatap jiwa mereka

“Ah Sayang, percayalah kepada irama yang Bunda rangkai”
Jujur itu indah sayang
Tidak saat ini, tapi nanti
Ikhlaskan seperti ini, kita cari Ridho Allah
Dan biarkan Allah mengatur jalan kita

Cara Membuka Ms-Word

Hay guys, sebenarnya kalau dipikir-pikir nih ndak bakalan sih ada anak yang tidak bisa membuka suatu software apalagi itu Ms-Word.

Namun, kadang ketika di labtik, ada juga sih teman yang tidak mahir komputer namun jago banget pake HP.

Nah, biar sama-sama bisa, yuk kita praktekin tutorial dibawah ini yaaa...

1. kalau udah di dekstop Ms-Word seperti ini
















SEKOLAHKU


Tempat dimana aku mencari ilmu
Tempat tinggal keduaku setelah rumah
Tempat dimana aku diajarkan
Tentang berbagai macam kehidupan
Setelah aku berada di sekolah
Semua lah yang ada di rumah
Akan hilang disekolah
Sekolah membuatku nyaman

The Sky Scapper vol 1



Kurcaci Itu Ada


Kurcaci itu gak ada ” itulah yang selalu diucapkan teman-temanku di sekolah seraya menghina dan mencemoohku. Namaku Shinta dan aku sudah duduk di bangku SMP kelas 2. Memang aneh bagiku untuk percaya hal-hal yang berkaitan dengan dongeng. Apalagi aku ini sudah SMP kelas 2, kurcaci jelas-jelas bukanlah hal yang nyata dan tak pantas untuk dipercayai. Dan aku mulai berusaha melupakan yang namanya kurcaci ataupun hal-hal lain yang berkaitan dengan dongeng.

Tapi semua pemikiranku itu berubah ketika aku pergi ke desa di rumah kakekku di daerah Wates Pasuruan Jawa Timur. Hari itu aku jalan-jalan sendirian karena disana tidak ada anak yang berumuran sebaya denganku. Aku pergi ke sebuah sungai di desa itu, air yang langsung dari gunung itu mengalir menciprat kakiku dan terasa sangat sejuk, kemudian aku melanjutkan perjalananku ke sebuah taman yang dipenuhi bunga, setelah aku mengelilingi taman tersebut aku beristirahat dan berteduh dari panasnya siang hari di bawah pohon besar dekat taman tersebut, entah karena kesal atau kelelahan aku pun tertidur di bawah bohon besar tersebut.

Seketika bangun dari tidur aku sangat terkejut melihat sesosok manusia kerdil atau yang biasa disebut kurcaci di dunia dongeng yang memiliki tinggi badan hanya seukuran pinggangku dan memiliki jenggot tebal,  seperti Santa Claus dengan mengenakan pakaian berwarna kuning yang terbuat dari dedaunan yang sudah kering. Aku terkejut, aku pikir ini hanyalah mimpi, namun setelah aku tampar wajahku aku bahkan merasa kesakitan, aku sadar ini bukanlah mimpi. Tak hanya dengan  munculnya kurcaci itu, aku juga dikejutkan dengan bunga-bunga yang ada di sekitarku yang mendadak berubah menjadi pohon-pohon lebat yang di bawahnya terdapat rumah-rumah kurcaci yang dilengkapi pintu dan jendela seperti yang dikisahkan dalam sebuah dongeng.

KARENA KAU TAK MERAWATKU


Lingkungan yang dulunya bersih dan nyaman
Kini kotor dan tidak terhiraukan
Berbagai jenis tumbuhan di taman sekolah telah tumbang
Dulu ia hijau nan subur sekarang terkubur
Tiada memberi keindahan setelah kau rusak dan hancur

Berbagai sampah berserakan di halaman depan kelas
Berhamburan penuh sobekan kertas kertas bekas
Terbang kesana dan kemari tertiup angin silir berganti
Penuhi kotoran merusak pemandangan akan keindahan
Bukankah sekolah tempat membekali ilmu dengan segudang materi?
Tetapi mengapa dengan mudah kau kotori
Bukankah sekolah tempat menimba ilmu hingga penuh?
Tetapi mengapa dengan sengaja kelestariannya kau bunuh

Sungguh ia menangis karena tidak kau rawat
Tangan tangan nakal tanpa sadar buang sampah sembarangan
Bahkan tak jarang tergenang dalam air di selokan
Berbagai penyakit tumbuh bersama kuman – kuman
Ayo kawan kita bersihkan lingkungan sekolah
Bebaskan dari tumpukan kotoran dan sampah
Lestarikan halamannya sampai tercipta indah
Nyaman lingkungan sekolah kita
Dengan mudah ilmu menghapiri kita


BY Mahendra 8-C

Sahabat selamanya


Dira dan Nana adalah sahabat sejak kecil. Mereka selalu bersana. Bahkan urusan sekolahpun mereka sama. Mereka selalu berbagi suka maupun duka. Menanggung beban bersama-sama. Saat Dira sakit, Nana selalu menemaninya, begitupula sebaliknya. Walaupun mereka berasal dari keluarga yang kurang berada, namun mereka selalu bersyukur karena keluarga mereka selalu diselimuti kehangatan.

            Dipagi hari yang cerah, Dira menjemput Nana untuk berangkat sekolah. Rumah Dira hanya berjarak tiga rumah saja dari rumah Nana.

            “Nana! Ayo berangkat”

            “Iya sebentar, aku masih pakai sepatu nih!”

            “Lama banget sih kamu”

            “Haha maaf ya Ra, kau kan tau sendiri jika aku selalu terlambat bangun dipagi hari”

Mereka berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki karena letak sekolah mereka juga tak terlalu jauh dari rumah mereka, hanya berjarak beberapa blok saja.

            Saat sampai di sekolah, mereka langsung masuk ke kelas dan berbincang di dalam.

            Kriingg!!

Nasihat Pak Joko

Berdiri di teras rumah merupakan kegemaranku setiap sore setelah pulang dari sekolah. Memperhatikan burung-burung yang indah berterbangan di atas langit menghiasi matahari yang bergeser ke ufuk barat. Daun menari-nari di atas pohon.

Hanya satu yang bisa menghilangkan rasa penakku setelah menyelesaikan tugas-tugas dari sekolah, tak lama kemudian terdengar suara teriakan “ Titot titot titot ” dari jalan depan rumahku. Pak Joko mengayuh gerobak sepedah dagangannya. Jika sudah sampai tepat di depan rumahku “ Pentolnya Ndre ” Pak Joko menawarkan pentol buatannya.

“ 5.000 Pak,” Sahutku ke Pak Joko.

“ Sebentar ya...” Ucap Pak Joko dengan mulut tersenyum.

Setelah pentolnya sudah jadi Pak Joko memberikannya padaku dan Pak Joko menyuruhku duduk disampingnya.